Latar Belakang Pemikiran
“Coba temukan sumber yang asasi, jangan hanya memetik rerantingan dan memunguti dedaunan,” nasehat Daito Kukhosai bagi penempuh jalan samurai.
Keistimewaan
Yogyakarta bagi HMI, … HMI yang didirikan pada tanggal 5 Februari 1947 di
kampus Sekolah Tinggi Islam (sekarang Universitas Islam Indonesia) atas
inisiatif Lafran Pane, seorang pemuda progresif dan tajam pengamatanya terhadap
situasi lingkunganya serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap umat Islam
dan bangsa Indonesia. Berangkat dari Yogyakarta, akhirnya ide ini ditanggapi
dan disambut oleh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Kondisi kampus waktu
itu dipandang cenderung mengabaikan nilai-nilai keislaman yang akhirnya menggugah
kesadaran aktivis-aktivis mahasiswa muslim yang dipelopori Lafran Pane, yang
tidak menginginkan kerterpisahan antara kehidupan keagamaan dengan kampus,
antara ilmu dengan agama. Diidealkan adalah sosok manusia yang intergratif yang
mempunyai visi dan wawasan keilmuan, keumatan dan kebangsaan.
Yagyakarta
secara historis sebagai kota pendidikan yang mempunyai tradisi intelektual,
secara kuantitas mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi baik jumlah mahasiswa
maupun perguruan tingginya.
Sebagai
konsekuensi logis, adanya hanya sebuah cabang di wilayah Yogyakarta tidak dapat
menagani secara inheren dan komprehensif wilayah konsentrasi-konsentrasi
perguruan tinggi. Oleh karena itu, pembagian wilayah kerja bagi HMI sangat
diperlukan terutama di Yogyakarta bagian utara sebagai pusat pertumbuhan baru
perguruan tinggi.
Kondisi DIY
Yogyakarta
(DIY) dikenal sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota
wisata serta pernah menjadi ibukota Republik Indonesia.
Yogyakarta
mempunyai keraton, Candi Prambanan, Benteng Vredeburg, dan Gedung Agung sebagai
peninggalan sejarah kawasan Malioboro dengan segala keunikanya.
Di
samping sebagai pusat kota kebudayaan Jawa, di Yogyakarta juga terdapat
beberapa lembaga kebudayaan seperti Karta Pustaka, Javanologi. Secara eksplisit
keseluruhanya merupakan daya tarik yang marketable
bagi dunia kepariwisataan.
Bagi
organisasi kemahasiswaan yang lebih penting adalah banyaknya perguruan tinggi
yang berada di Yogyakarta. Di Yogyakarta terdapat 10 perguruan tinggi negeri
serta lebih dari 54 Perguruan Tinggi Swasta, yang tercatat oleh Depdikbud pada
tahun 1992, dengan jumlah mahasiswa lebih dari 140.000 orang, yang tersebar di
seluruh DIY (Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo, dan Kodya Yogyakarta).
Pembagian
wilayah kerja yang berdasarkan konsentrasi perguruan tinggi dan bukan wilayah
administrasi pemerintahan diperlukan guna mengembangkan HMI di wilayah
Yogyakarta. Konsentrasi-konsentrasi perguruan tinggi bahkan masing-masing
perguruan tinggi mempunyai karakteristik, basic
need masing-masing serta mempunyai kekhususan. Aset tersebut memerlukan
penaganan efisien, serius dan optimal.
Kondisi Internal
Kondisi
internal yang dimaksud adalah kondisi yang ada di HMI di wilayah Yogyakarta
Bagian Utara (yang kemudian hari disebut sebagai HMI Cabang Bulaksumur Sleman).
Wilayah tersebut meliputi kabupaten Sleman, yakni sebelah utara, garis yang
ditarik di jalan Solo, didalamnya terdapat kampus-kampus besar seperti IKIP
Negeri, UGM, UPN, UII, Stiper STTNAS, UAJY, USD, AA YKPN, serta kampus-kampus
lain seperti Akademi Maritim Yogyakarta, STIE (Gama), INTAN, AMIK Aster, dll.
Sedangkan wilayah Yogyakarta bagian utara terdapat satu Korkom UGM yang
meliputi lima komisariat penuh yaitu Filsafat, Isipol, Sastra, MIPA, dan
Psikologi serta komisariat persiapan Ekonomi dengan penyebaran anggota lebih
dari 10 fakultas di UGM. Korkom PTS juga mempunyai komisariat di wilayah itu,
seperti UII, Teknik UII, UPN serta beberapa anggota dari IKIP Yogyakarta.
Kondisi
HMI di wilayah Yogyakarta bagian utara beranggota lebih dari 180 orang yang
terdiri dari 1 orang telah mengikuti Senior Cours, 10 orang telah mengikuti Latihan
Kader (LK) II dan sisanya LK I.
Batas-batas Kewilayahan
Agar
tercipta suasana yang kondusif HMI di wilayah Yogyakarta, antara HMI cabang yang
telah ada (Yogyakarta) dengan cabang lain di wilayah Yogyakarta, maka perlu
adanya pembagian batas-batas kewilayahan. Sehingga proses pengkaderan dapat
berjalan secara intensif, efektif dan serius oleh masing-masing cabang. Hal ini
dapat dikomparasikan dengan cabang-cabang yang ada di Provinsi DKI Jakarta.
Dalam konteks DIY adalah dalam upaya merealisasikan Konferensi HMI Cabang
Yogyakarta ke-42 yang merekomendasikan terbentuknya Badko DIY.
Dengan
adanya cabang lebih dari satu di DIY memungkinkan adanya kompetisi yang sehat
antara cabang dalam rangka beramar makruf
nahi munkar dan fastabiqul khairot, sehingga terjadi kontrol dan kerjasama
yang lebih intensif dalam kedudukan yang sejajar (egaliter) dan sebagai partnership.
KRONOLOGI BERDIRINYA HMI CABANG BULAKSUMUR SLEMAN
Kelahiran Kembali HMI di UGM
Pembentukan
HMI Cabang Bulaksumur Sleman tidak dapat dilepaskan dari dinamika yang terjadi
di lingkungan HMI Cabang Yogyakarta pada masa tersebut, yang dapat
dikategorikan sebagai masa krisis. Krisis terjadi dikarenakan adanya perbedaan
persepsi dalam menerima Pancasila sebagai asas tunggal organisasi, yang
ditetapkan dalam UU No.8 Tahun 1985, krisis yang berkepanjangan ini membawa
dampak yang cukup luas yaitu kelesuan dan kurang bergairahnya dinamika HMI baik
secara nasional maupun lokal (wilayah Yogyakarta).
Akibat
kondisi yang demikian menyebabkan terjadinya kevakuman komisariat dan Korkom
HMI di UGM dari tahun 1985-1989/1990. Pada masa tersebut anggota HMI hanya
terpusat di IAIN Sunan Kalijaga dan baru awal 1989 terdapat anggota HMI dari
UGM maupun PTS di Yogyakarta.
Kelesuan
di tubuh HMI lambat laun diperbaiki dengan semangat kesungguhan sehingga HMI
dapat bangkit kembali dan mampu survive disetiap
perubahan yang terjadi, sehingga HMI mampu melakukan kaderisasi secara
berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan HMI yaitu terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi yang benafaskan Islam dan bertanggungjawab atas
terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Alloh SWT.
Dengan
demikian HMI yang merupakan asset umat dan bangsa dapat dipertahankan dari
perjalanan sejarah. Seiring dengan perjalanan waktu kelesuan berubah menjadi
kegairahan dan dinamika, ditambah dengan keinginan memunculkan kembali HMI di
UGM dan kampus besar lainya di Yogyakarta. Maka beberapa anggota HMI UGM
melakukan konsolidasi bagi terbentuknya lembaga resmi bagi pengembangan anggota
HMI di UGM khususnya.
Puncak
keinginan ini terwujud dengan dilaksanakanya musyawarah komisariat (Muskom I)
pada bulan Februari 1990 di Pondok Pemuda Ambarbinangun, Gamping Sleman. Hasil
Muskom tersebut terbentuk HMI Korkom UGM dengan pengurus pertama periode
1990/1991 sebagai ketua umum Indra Zuardi, Sekum Rofiqi Hasan dan Bendum Jajang
Hernandar.
Kepengurusan
pertama, masih dalam kondisi labil dan baru dapat mengadakan LK I Februari 1990
di Kecamatan Ngemplak, Sleman (walaupun hal ini merupakan kerja-kerja
komisariat) serta LK I pada tanggal 12-16 September 1990 di Gunung Sempu,
Kasihan, Bantul. Kurangnya antisipasi terhadap labilnya kondisi HMI oleh
saudara Indra Zuardi, maka segenap pengurus HMI Korkom UGM beserta komisariat
di lingkungan Korkom UGM mengadakan Musyawarah Luar Biasa pada tanggal 14
September 1990 di Gunung Sempu bersamaan dengan pelaksanaan LK I. Musyawarah
Luar Biasa ini berhasil menghasilkan kepengurusan baru HMI Korkom UGM dengan
Ketua Umum Rofiqi Hasan, Sekum Ludfie F. Muntacho dan Bendum Sigit Kwartianto.
HMI Korkom UGM 1991-1992
Periode Pemantapan dan Perencanaan Kearah Terbubentuknya HMI Cabang
Bulaksumur Sleman.
Bersamaan
dengan diselenggarakanya Konferensi Cabang ke-41 HMI Cabang Yogyakarta pada
tanggal 1-4 Maret 1991 berlangsung pula Muskom HMI Korkom UGM pada tanggal 4
Maret 1991. Hasil Muskom menetapkan kepengurusan HMI Korkom UGM periode
1991-1992 dengan Ketua Umum Iwan Gunawan, Sekretaris Umum Sigit Kwartianto, dan
Bendahara Umum Mohamad Barlian dengan staf ketua Abdurrahman Irsyadi, Edy
Masnur, Saepulloh, Wasekum Ardiansyah, Fajar Wahyu H, Agustianto serta Wabendum
Ridwan Dalimunthe.
Rencana Pembentukan HMI Cabang Yogyakarta Bagian Utara/Bulaksumur
Sleman
Ketika
perkembangan anggota mengalami peningkatan serta adanya aspirasi di lingkungan
HMI Korkom UGM tentang keinginan membentuk HMI Cabang di wilayah Yogyakarta
bagian utara, maka pengurus HMI Korkom UGM mencoba mengakomodasikan keinginan
tersebut dengan melakukan sharing dengan
para pengurus komisariat di lingkungan Korkom UGM serta mantan pengurus Korkom
UGM sebelumnya pada bulan Maret-April 1992. Hasil sharing tersebut akhirnya melahirkan proposal pembentukan HMI
Cabang Persiapan Bagian Utara/Bulaksumur yang kemudian disosialisasikan ke HMI
Badko Jabagteng dengan surat nomor 34/A/Sek/10/1412, tentang permohonan
bimbingan bagi terbentuknya cabang persiapan.
Pembentukan
HMI Cabang Persiapan Yogyakarta Bagian Utara/Bulaksumur disosialisasikan pada
konferensi HMI Cabang Yogyakarta. Keinginan tersebut mendapat respon positif
dari peserta konferensi. Hal ini dapat dilihat dari hasil sidang Komisi A yang
membidangi draf konsolidasi organisasi. Dalam draf tersebut di bagian
pengembangan organisasi ayat A menyebutkan, “Perluasan wilayah dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas
potensi anggota dengan membuat konsntris-konsentris aktivitas HMI yang
didasarkan pada pembagian wilayah sebagai penjajakan pembentukan cabang persiapan dan Korkom yang dianggap perlu. Hal ini
lebih mungkin untuk meningkatkan efektifitas rekrutmen anggota dan sekaligus
pembinaan anggota. Di samping itu terjadi pemantapan status komisariat yang
sudah ada dan pembentukan komisariat yang belum ada. Konsentris-konsentris ini
mendatangkan keuntungan, pertama, akan efektif komunikasinya, kedua,
pengembangan organisasi lebih mudah, terarah, dan menyentuh wilayah DIY, ketiga,
mengarah secara cepat akan terbentuknya Badko DIY[1].”
HMI Korkom UGM Periode 1992-1993
Di
tengah berlangsungnya Konfercab ke-42 HMI Cabang Yogyakarta dilakukan pula
Muskom HMI Korkom UGM. Muskom ini menghasilkan keputusan yang sangat penting
untuk melaksanakan terwujudnya HMI Persiapan Yogyakarta Bagian
Utara/Bulaksumur. Dalam Muskom ini terpilih Edy Masnur sebagai Ketua Umum,
Fajar W. Hermawan sebagai Sekretaris Umum, serta Septiana D. Maharani sebagai
Bendahara Umum. Untuk Kepala Bidang terpilih Ardiansyah, Ali Muhammad, dan
Mohamad Barlian. Di jajaran Wasekum dan department terpilih nama-nama seperti
Djoko Kuntjoro, Firman Pribadi, Nuraini, Rohmat, Sarifudin, Jasmadi, dan Imam
Supangat.
Dalam
rangka membentuk HMI Cabang Persiapan Yogyakarta Bagian Utara/Bulaksumur banyak
kendala yang dihadapi. Diantaranya adalah keengganan HMI Cabang Yogyakarta
untuk merealisasikan bagi terbentuknya HMI Cabang Persiapan. Hal ini terbukti
dengan Sidang Pleno pertama tanggal 11 September 1992, masalah draf konsolidasi
organisasi tidak diperhatikan sama sekali. Kemudian atas inisiatif pengurus HMI
Korkom UGM dilakukan konsultasi dengan pengurus HMI Badko Jabagteng.[2]
HMI
Badko Jabagteng kemudian menanggapi aspirasi tersebut yang kemudian menjadi fasilitator bagi dialog anatara HMI
Cabang Yogyakarta, HMI Korkom UGM, dan HMI Badko Jabagteng. Akan tetapi
pertemuan tersebut gagal dilaksanakan. Kondisi komisariat-komisariat di
lingkungan HMI Korkom UGM yang terus mendesak direalisasikanya cabang
persiapan, sementara disisi lain ketidakseriusan HMI Cabang Yogyakarta
melaksanakan amanah konferensi ke-42 hal ini memunculkan ketidak percayaan HMI
Korkom UGM yang didukung oleh para pengurus komisariat di lingkunganya terhadap
pengurus HMI Cabang Yogyakarta.[3]
Ketidakpercayaan itu menyebabkan masalah keorganisasian HMI yang berada di
lingkungan Korkom UGM menjadi tanggungjawab dan berhubungan langsung dengan
Badan Pembentukan HMI Cabang Persiapan Bulaksumur.[4]
Badan Pembentukan HMI Cabang Persiapan Bulaksumur
BP
HMI Cabang Persiapan Bulaksumur sebagai pengganti HMI Korkom UGM bagi segera
terbentuknya HMI Cabang Persiapan Bulaksumur. Kepengurusan BP HMI Cabang
Bulaksumur adalah pengurus Korkom UGM ditambah dengan pengurus komisariat di
lingkunganya. BP HMI Cabang Persiapan Bulaksumur kemudian mengadakan
konsolidasi kedalam serta melakukan konsultasu dengan HMI Badko Jabagteng.[5]
Konsultasi dan konsolidasi tersbeut diperlukan agar proses pembentukan cabang
persiapan sesuai dengan aturan.
Panitia Khusus Pembentukan HMI Cabang Persiapan Bulaksumur
Adanya
dialog beberapa kali dengan HMI Badko Jabagteng akhirnya HMI Badko Jabagteng
memutuskan untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) HMI Cabang Persiapan
Bulaksumur. Tugas dan wewenang dari Pansus ini adalah segera melaksanakan
konsolidasi organisasi serta mempersiapkan infrastruktur HMI Cabang Persiapan Bulaksumur
kemudian melaksanakan musyawarah anggota untuk menetapkan berdirinya HMI Cabang
Persiapan Bulaksumur selambat-lambatnya satu setengah bulan sejak tanggal
ditetapkan.[6]
Pansus ini diketuai oleh Joni Nur Ashari SH dari Badko Jabagteng dengan
coordinator Edy Masnur. Sedangkan anggotanya terdiri dari Rohmat, Ardiansyah,
Djoko Kuntjoro, Sarifudin, Purnawan
Basundoro, Indra Zuardi, Hendri Amir, Bainul Hotma Siregar, Sigit
Kwartianto, serta Mohamad Barlian.[7]
Pansus
ini sebelum mengadakan musyawarah anggota terlebih dahulu melaksanakan LK I
pada tanggal 18-22 Desmber 1992 di Asrama Bengkalis bekerjasama dengan HMI
Badko Jabagteng. Musyawarah Anggota yang semula akan dilaksanakan pada tanggal
23 Desember 1992 ditunda sampai 27 Desmber 1992.
Musyawarah Anggota Pembentukan HMI Cabang Persiapan Bulaksumur
Hasil
kerja Pansus yang paling utama adalah Musyawarah Anggota pada tanggal 27 Desember
1992 di Mushola Karangwuni. Hasil Musyawarah Anggota memutuskan dan menetapkan
berdirinya HMI Cabang Persiapan Bulaksumur/Yogyakarta Wilayah Utara.[8]
Nama cabang tersebut akhirnya diputuskan menjadi HMI Cabang Persiapan Bulaksumur yang
pada awalnya berbasis Perguruan Tinggi di UGM dan IKIP Yogyakarta. Batas
kewilayahan secara definitif akan ditentukan kemudian setelah mengadakan dialog
dengan HMI Cabang Yogyakarta yang difasilitasi oleh HMI Badko Jabgteng.[9]
Musyawarah
Anggota ini berhasil memilih M Arief Khumaidy seorang anggota HMI netral yang
tidak banyak terlibat dalam proses pembentukan HMI Cabang Persiapan Bulaksumur
sebagai Ketua Umum serta Edy Masnur sebagai coordinator Pansus sebagai
Sekretaris Umum. Dengan berakhirnya Musyawarah Anggota ini otomatis Pansus
dibubarkan.
Periode I HMI Cabang Persiapan Bulaksumur 1992-1993
Periode
pertama ini belum banyak menghasilkan kerja-kerja yang maksimal. Fokus utama
adalah konsolidasi organisasi serta pengenalan HMI Cabang Persiapan Bulaskumur
kepada HMI di seluruh Indonesia dan pengenalan pada pihak ekstern. Pada masa
ini HMI Cabang Persiapan mendapat pengesahan.[10]
Periode II HMI Cabang Persiapan Bulaksumur 1994-1995
Periode
I kepengurusan HMI Cabang Persiapan Bulaksumur berakhir dengan berlangsungnya
konferensi I pada tanggal 29 Desmber 1993 di Sekretariat HMI cabang Persiapan
Bulaksumur di Gang Narada 34 Gandok, Condong Catur Yogyakarta. Pada konferensi
ini direkomendasikan status cabang persiapan menjadi cabang penuh. Konferensi I
memilih Abdur Rahman Irsyadi sebagai Ketua Umum dan Syarifudin sebagai
Sekretaris Umum. Kepengurusan Abdur Rahman Irsyadi berhasil menaikan status HMI
Cabang Persiapan Bulaksumur menjadi cabang penuh. Status cabang ini dibuktikan
dengan adanya SK PB HMI Nomor 239/KPTS/A/06/1415 tertanggal 29 Jumadil Akhir
1415 H bertepatan dengan 3 Desmber 1994.
Untuk selanjutnya, HMI Cabang Persiapan Yogyakarta Bagian Utara/Bulaksumur
dikenal sebagai HMI Cabang Bulaksumur Sleman.
Penutup
Memori
penjelasan berdirinya HMI Cabang Bulaksumur Sleman ditulis berdasarkan fakta.
Verifikasi fakta dilakukan dengan validitas dokumen serta sumber terkait.
Bagaimanapun juga berdirinya HMI Cabang Bulaksumur Sleman melalui proses yang
panjang dan tidak semudah membalikan telapak tangan. Secara historis telah
terbukti beberapa kali upaya untuk membentuk cabang baru di Yogyakarta selalu
mengalami kebuntuan. Dalam proses pembentukanya, HMI Cabang Bulaksumur Sleman
telah melalui masa maturation process
atau pematangan meunju pematangan, kedewasaan, dan kemapanan. Karena pada
masa-masa ini sulit HMI Korkom UGM telah memberikan langkah yang merupakan frog leape yang banyak menyita energi.
Demikian
memori penjelasan berdirnya HMI Cabang Bulaksumur Sleman, tidak tertutup
kemungkinan untuk perbaikan di kemudian hari.
Tim Penyusun Memori Penjelasan berdirinya HMI Cabang Bulaksumur
Sleman
·
Sigit Kartianto
·
Mohamad Barlian
* *Disalin ulang dari naskah asli oleh Prasetyo Wibowo (Kabid HAM & LH HMI Cab. Bulaksumur Sleman 2015-2016)
[1]
Draf Konsolidasi Organisasi tentang pengembanganorganisasi pada konferensi
ke-42 HMI Cabang Yogyakarta.
[2]
Konsultasi dengan HMI Badko Jabateng tertuang dalam surat HMI Korkom UGM Nomor
08/A/Sek/03/1413 perihal permohonan pengesahan tanggal 18 Rabiul Awal 1413 H
atau 15 September 1992.
[3]
Mosi tidak percaya HMI Korkom UGM terhadap Cabang Yogyakarta tertera dalam
surat Nomor 11/A/Sek/04/1413 tanggal 13 Rabiul Akhir 1413 atau 10 Oktober 1992.
[4]
Ibid
[5]
Konsultasi dilakukan dengan dibuatnya surat oleh BP HMI Cabang Persiapan
Bulaksumur Nomor 01/A/Sek/1413 tanggal 23 Oktober 1992 tentang permohonan
pengesahan. Sementara itu terjadi dialog antara pengurus BP HMI Cabang
Persiapan Bulaksumur dengan pengurus Badko Jabateng pada tanggal 1 November
1992 di Semarang. Selanjutnya diadakan dialog Pengurus HMI Badko Jabateng
dengan anggota HMI di lingkungan UGM pada tanggal 13 November 1992 di Karangwuni
G-1 Yogyakarta.
[6]
SK Pengurus HMI Badko Jabateng Nomor 137/A/KPTS/05/1413 tentang pengesahan
Panitia Khusus Pembentukan HMI Cabang Persiapan Bulaksumur.
[7]
Ibid.
[8]
Ketetapan Musyawarah Anggota Pembentukan HMI Cabang Persiapan Nomor
03/Musang/06/1413 tentang penetapan berdirinya HMI Cabang Persiapan di wilayah
Bulaksumur.
[9]
Ketetapan Musyawarah Anggota Pembentukan HMI Cabang Persiapan Nomor
06/Musang/06/1413 tentang hal-hal khusus yang berkaitan dengan nama,
kewilayahan dan hubungan dengan pihak ekstern.
[10]
SK Badko Nomor 157/KPTS/A/08/1412 tentang pengesahan HMI Cabang Persiapan
Bulaksumur tanggal 1 Sya’ban 1413 H.
ZeusBola - Agen Sabung Ayam, Casino, dan Slot
ReplyDeleteMenerima Deposit via Pulsa dan Emoney
Dapatkan Bonus 7x Win Beruntun
Pendaftaran : http://zeusbola1.com
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
Whatsapp : 0822 7710 4607
Daftar S128 Menggunakan Bank BTPN Jenius